Menurut walikota, hingga saat ini
Makassar sebagai salah satu kota besar telah menghasilkan sampah sebanyak kurang lebih 80 ribu kubik
atau setara 500 ton per harinya. Sementara daya tampung Tempat Pembuangan Akhir
di daerah ini sangat terbatas, disamping kurangnya pendaur- ulangan yang
dilakukan. Ilham menyatakan, nilai investasi untuk membangun pabrik pengolahan
sampah murni dana pihak kedua sementara pemkot hanya menyediakan lahan serta
stok sampah.
“Investasi ini murni dari pihak
Vanitelli, sementara pemkot hanya diminta untuk membantu study fasibility
(studi kelayakan). Hasil dari pengolahan dari pabrik ini nantinya akan berupa
listrik dan briket yang hasilnya nanti akan disharing dengan pemkot,
pembicaraan bagi hasil (sharing) akan kita lakukan nanti” ujar Ilham.
Sementara Ivan Pereira menyatakan
pemilihan Makassar sebagai kota pertama di Indonesia yang dibanguni pabrik
sampah oleh perusahaan asal Brasil ini, didasari pada letak Makassar yang
sangat strategis sebagai pintu masuk kawasan timur.
“Pertimbangan yang lain adalah
banyaknya kepentingan perusahaaan kami di daerah ini, disamping komitmen
tanggung jawab perusahaan untuk menjadikan Makassar salah satu kota terhijau di
dunia” ujar Ivan yang didampingi Teresia selaku Direktur Utama.
Untuk selanjutnya, walikota meminta agar seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
terkait dengan pembangunan agar dapat membantu kelancaran proyek ini.
Pemerintah kota juga menyatakan apresiasi atas rencana investasi yang dilakukan
perusahaan multinasional ini, yang sedikit banyak akan mengatasi masalah
kebersihan dan keindahan di daerah ini.
“Kami dari pemkot akan berupaya
untuk membantu kelancaran study kelayakan proyek yang akan segera dilakukan
setelah MoU ini, diharapkan kerjasama ini akan memberikan manfaat bagi semua
pihak terutama masyarakat kota ini” pungkas Ilham.(*
Humas Pemkot