Dua hari jelang pendaftaran Calon Gubernur Sulawesi Selatan, Ilham Arief Sirajuddin yang telah resmi mendeklarasikan diri untuk maju menggulirkan kritikan pada pihak yang terus mengusik eksistensi Lapangan Karebosi. Dalam kesempatan membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas Lembaga Usaha Ekonomi Pangan Perkotaan Rabu (12/9) di Balaikota Makassar, Ilham menyebut pihak yang mengusik persoalan karebosi sebagai orang "Kaindi'-indi' (*Usil). Kritikan Ilham itu, diulangi kembali ketika menghadiri Halal Bihalal yang diadakan Dinas Pendidikan Kota Makassar di Balai Manunggal.
Ilham menyatakan, persoalan Karebosi menyangkut 3000 orang pedagang yang menggantungkan kehidupan di kawasan yang tepat berada di titik nol Makassar itu, sehingga bila ada pihak yang ingin mengutak-atik maka pihaknya akan berdiri di lini terdepan untuk membela.
"Saya juga heran Karebosi sudah jadi barang yang sudah bagus, kenapa 'seng' ada yang acak-acak, mungkin itu kelakuan orang yang iri melihat Karebosi, mau juga membangun tapi tidak bisaki" ujar Ilham yang disambut tawa ratusan peserta kegiatan.
Ilham menyatakan, revitalisasi Karebosi merupakan inisiatif pemerintah kota yang telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak yang dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang diterimanya.
"Di tahun 2010, saya dapat penghargaan Visioner Award, pemimpin dengan visi ke depan, slah satu yang dinilai adalah apa kita lakukan di Karebosi dan Pantai Losari. Bandingkan saja apa yang dilihat kondisi karebosi sekarang dan kondisi dulu, siapa yang berani bilang Karebosi tidak jauh lebih bangus dan nyaman. Daerah lain saja banyak yang datang untuk mencontoh apa yang kita lakukan di Karebosi tapi kita di sini malah ada yang kaindi'-indi'" lanjutnya.
Bahkan yang lebih membanggakan lagi, katanya, semua inisiatif revitalisasi itu tidak sepeserpun menggunakan uang rakyat melalui APBD. Pihaknya melibatkan investor dengan menggunakan sistem Bangun Guna Serah, sehingga fungsi utama Lapangan yang menjadi kebanggaan rakyat Sulawesi Selatan itu tetap terjaga. Ilham menyatakan bila pemimpin hanya mengandalkan pada keuangan negara sama saja dengan tidak mampu berbuat apa-apa.
"Kalau uang negara terus yang dipakai, Si Baco juga mampu jadi pemimpin. Jangan bangga kalau merasa membangun tapi terus menggantungkan pada keuangan negara. Ciri-ciri Pemimpin itu harus kreatif, inovatif dan mampu berbuat dengan kemampuan sendiri" kata Ilham.
Diakhir penyampaiannya, Ilham berpesan agar pemilih tetap menggunakan hati nurani dalam memilih pemimpinnya, jangan mempertaruhkankan nasib selama lima tahun ke depan hanya karena tergiur dengan materi yang ditawarkan. "Jangan hanya karena uang Rp.50 ribu, kita menggantungkan kelangsungan nasib kita, kembalikan pilihan pada hati nurani kita" pesan Ilham.