Lonjakan penduduk baru yang akan masuk ke Makassar sebagai akibat dari arus balik pasca Idul Fitri 1433 H, telah diantisipasi oleh pemerintah kota Makassar. Bercermin dari pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Pemkot telah menyiapkan operasi yustisia khusus untuk meminimalisir lonjakan arus urbanisasi yang diperkirakan akan mencapai puncak pada akhir pekan ini.
Hal tersebut diungkapkan Walikota Ilham Arief Sirajuddin, ketika melaksanakan inspeksi mendadak di kantor Catatan Sipil dan Kependudukan Kota Makassar, Kamis (23/8). Dari pantauan pasca lebaran, lonjakan arus balik penduduk ke Makassar yang terpantau di beberapa terminal masih relatif normal, hingga H+3 belum ada penambahan arus balik yang signifikan. Menurut Ilham, lonjakan penduduk yang masuk ke Makassar diperkirakan tidak akan terlalu besar. Meski demikian, pemkot tetap mengantisipasi lonjakan dengan melakukan pendataan dalam operasi yustisia.
"Konsekuensi sebagai kota metropolitan yah harus siap menerima pertambahan penduduk setiap tahun. Namun kita berharap lonjakan urbanisasi tidak terlalu tinggi, kita tetap akan mengantisipasi dengan menggelar operasi yustisia selama sebulan ke depan. Ini akan meminimalisir masuknya penduduk baru di daerah ini" ujar Ilham.
Selain menggelar operasi yustisia, Ilham juga memerintahkan kepada Kantor Capil dan Kependudukan untuk memperketat seleksi untuk pengeluaran Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru. Bila ada pemohon KTP baru, maka harus dilengkapi dengan surat pengantar keterangan pindah dari daerah asal. Sementara Kepala Kantor Capil dan Kependudukan Maruhum Sinaga menyatakan, prediksi pertambahan penduduk baru Makassar pasca Idul Fitri hanya berkisar antara 2000 - 3000 orang, ini pun katanya tidak akan semuanya akan menjadi penduduk tetap. Hal ini, katanya, terkait makin ketatnya pemkot mengeluarkan KTP bagi pemohon baru.
"Saya prediksi hanya sekitar 0,1 dari jumlah penduduk sekarang yang mencapai 1,6 juta jiwa. Kita juga akan semakin ketat dalam mengeluarkan KTP hingga diharapkan arus urbanisasi ini tidak akan memberikan dampak sosial yang terlalu besar" ujar Maruhum.