Senin, 07 Mei 2012

15% SEKOLAH DI MAKASSAR RUSAK PARAH


Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin mengakui selama empat tahun terakhir, pemerintah kota Makassar masih dihadapkan pada persoalan peningkatan kualitas sarana dan prasarana sekolah. Perbaikan sarana dan prasarana sekolah di Makassar masih sangat tergantung pada Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dikucurkan pemerintah pusat. Hal ini diungkapkan Ilham dalam kesempatan peninjauan ujian nasional tingkat Sekolah Dasar di SD Lanto Dg. Pasewang, Senin 7 Mei 2012.

Dari total 512 sekolah dasar, 228 SMP dan 238 SMU yang ada di Makassar, masih sekitar 40% yang dalam keadaan rusak dan membutuhkan perbaikan. Dari jumlah tersebut, sekitar 10% – 15% dalam keadaan rusak parah dan sisanya rusak ringan. Ilham menyatakan, sebagian besar sekolah yang rusak tersebut berada di daerah pinggiran kota. Kesulitan Pemkot untuk segera membenahi kerusakan tersebut dikarenakan adanya beban sharing yang harus ditanggung pemkot sebagai konsekuensi dari program pendidikan gratis.

“APBD Pemkot terus terang tidak mampu untuk mengakomodir pembiayaan perbaikan semua infrastruktur tersebut, namun demikian kami tetap berusaha secara maksimal secara bertahap untuk memperbaikinya, meski dalam keterbatasan” kata Ilham.

Dana yang dibutuhkan untuk memperbaiki sekolah, lanjut Ilham, untuk satu sekolah sekitar Rp.200 – 300 juta,  sementara dana DAK yang dikucurkan pemerintah lebih pada peningkatan kualitas. Untuk satu Ruang Kelas Permanen (RKP) satu sekolah seperti SD Lanto Daeng Pasewang ini membutuhkan sedikitnya Rp 290 juta.

“Tahun ini kami akan usahakan memperbaiki kualitas bangunan SD ini sehingga anak-anak dapat belajar dengan nyaman, namun kami akui perbaikan infrastruktur sekolah tiap tahun sangat terbatas dapat kami lakukan” lanjut Ilham.

Partisipasi masyarakat dan swasta dalam perbaikan infrastruktur sekolah, kata Ilham,  sangat diperlukan guna mengurangi beban pemerintah. Namun inipun katanya masih sangat terbatas diterima, pada sekolah-sekolah yang berada di pinggiran kota, Pemkot kesulitan  untuk meminta partisipasi masyarakat dalam hal ini orang tua siswa melalui  komite sekolah.

“Sangat sulit untuk meminta partisipasi orang tua  meski UU memperbolehkan hal itu, namun ada beberapa pihak swasta telah memberikan bantuan lewat penyertaan dana, untuk itu Pemkot merasa terbantu dan berterima kasih” ujar Ilham.

Pada Ujian nasional tingkat SD tahun 2012 ini akan diikuti sebanyak 22.423 siswa Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar Luar Biasa yang tersebar di  512 sekolah dan 1.122 ruang ujian dengan jumlah pengawas 2.243 orang.


(*Humas Pemkot Makassar